Laporan PricewaterhouseCoopers berjudul "Cities of Opportunity" menempatkan Sydney di urutan ke-11 secara keseluruhan, dengan nilai sustainability dan layak huni yang tinggi.
Sydney dinyatakan sebagai kota paling mahal kedua, setelah Tokyo. Di bidang transport dan infrastruktur, Sydney hanya menang dari Los Angeles, Johannesburg dan Sao Paolo.
Ketua Kamar Dagang Sydney, Patricia Forsythe, mengatakan, Sydney kecewa oleh kurangnya investasi dalam infrastruktur selama 10 tahun terakhir.
Sydney dinyatakan sebagai kota paling mahal kedua, setelah Tokyo. Di bidang transport dan infrastruktur, Sydney hanya menang dari Los Angeles, Johannesburg dan Sao Paolo.
Ketua Kamar Dagang Sydney, Patricia Forsythe, mengatakan, Sydney kecewa oleh kurangnya investasi dalam infrastruktur selama 10 tahun terakhir.
"Sydney adalah kota yang luar biasa, tapi harus dicatat bahwa tahun ini kita merosot dari urutan keenam dalam survey ini ke urutan ke-11," katanya.
"Dan jelas bahwa kita merosot karena masalah seputar transport dan harga rumah dan biaya berbicnis di CBD (Central Business District).
Namun dikatakannya, berita ini tidak sama sekali buruk."Sydney adalah kota yang mahal dalam hal biaya untuk bisnis dan harga rumah," katanya.
"Berita baiknya adalah bahwa pemerintah kini berfokus pada sebuah review tentang sistem perencanaan."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar